Kamis, 25 Juni 2009

Masa Lalu


Manusia siapa sih yang bisa mengatur hari ini dia menemui kejadian apa saja atau besok dia akan mengalami apa saja? Demikian juga tidak satu manusiapun yang bisa mengelak sesuatu yang buruk terjadi dalam hidupnya. Semua datang begitu saja tanpa kita mampu untuk mencegahnya.

Kejadian-kejadian buruk atau pengalaman-pengalaman pahit yang terjadi di masa lalu tidaklah mungkin bisa kita ubah atau hilangkan. Semua adalah bagian dari sejarah hidup. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika semua kejadian itu kembali muncul dalam benak atau ingatan semua terasa begitu menyakitkan, tapi semua sudah terjadi. Tak ada satu usaha pun yang bisa atau mungkin kita lakukan sekarang untuk membuat masa lalu itu berubah atau pun tidak pernah terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah menerima semua itu sebagai masa lalu; bagian dari sejarah hidup yang kemudian membentuk kita menjadi seperti sekarang.

Jika seseorang yang sedang merasa sakit hati karena masa lalunya membaca tulisan di atas, orang tersebut mungkin akan berkata, “ Semua itu hanya teori yang begitu gampangnya dituliskan tapi sangatlah tidak mudah untuk dilakukan.” Saya setuju dengan itu. Saya pikir sekuat apapun seseorang ia juga pasti akan merasa lemah dan kesulitan untuk melakukan hal di atas. Tapi bukan tidak mungkin kan? Hal itu mungkin saja dilakukan jika kita memang bertekad untuk melakukannya, jika kita bertekad untuk lepas dari belenggu masa lalu yang mengikat dan mulai menatap masa depan.

Saya banyak menemui orang-orang yang karena masa lalu yang buruk kemudian menjadi depresi dan akhirnya tidak lagi menikmati hidupnya, bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup untuk menahan kesedihan dan trauma dari masa lalu. Saya pun mengalami hal demikian. Pengalaman-pengalaman pahit yang saya pernah temui di masa lalu terkadang melemahkan saya. Pengalaman-pengalaman tersebut terkadang membuat saya tidak bersemangat lagi dalam menjalani hidup, merasa diri tidak berguna, merasa diri sebagai orang yang paling buruk dan banyak predikat negatif yang saya kenakan pada diri saya sendiri. Ketika hal-hal tersebut saya lakukan, saya merasa terpuaskan secara emosi, maksudnya di sini saya bisa melampiaskan kesedihan yang saya rasakan. Tapi ternyata hanya itu yang bisa saya dapatkan. Emosi saya terpuaskan tapi saya kehilangan apa yang disebut dengan self esteem dan semangat hidup. Semua itu menjadikan saya lebih lemah dari sebelumnya dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Memang tidak ada salahnya jika kita tiba-tiba teringat dengan masa lalu yang buruk, tapi yang menjadi salah adalah ketika kita kemudian dilemahkan oleh kenangan-kenangan tersebut. Idealnya –saya memakai kata “ideal” karena saya sangat sadar betapa sulitnya hal itu untuk dilakukan –pengalaman-pengalaman pahit tersebut justru menjadi penyemangat bagi kita untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik. Semua itu menjadikan kita semakin bijak dalam menapaki hidup dan bijak dalam melihat setiap permasalahan ataupun kejadian buruk yang di kemudian hari bisa terjadi.

0 komentar: