Pernah mempunyai masalah dengan judul diatas?
Mudah2an tidak pernah yaa…andai kalian pernah mengalami kejadian itu, pleaseee friend, think twice to see your best friend as you’re an enemy.
Kalau bicara mengenai sahabat, pendapatku sahabat adalah orang yang menerima aku apa adanya, selalu ada disaat aku membutuhkan dia. Tetap tulus membuka hati dan telinganya untuk aku dalam keadaan suka dan duka. Yang jelas, Dia memberikan warna dalam hidupku.
Saat keakraban erat sudah terjalin, everything always take & give, saling melengkapi, understanding hingga hubungan lahir batin semakin solid.
Banyak hal yang kita ketahui tentang dia, dari masalahnya yang sederhana sampai terpelik, sampai dia mempercayakan hal tersembunyi seperti rahasia/ aibnya kepada kita.
Katakanlah suatu hari, keakraban kalian terbentur oleh sesuatu masalah (mungkin saja itu karena ulah kita sendiri barangkaliii..), timbullah kecewa diantara kalian. Lalu kondisi mulai memanas hingga kalian enggan untuk berpikir jernih mencari solusi.
Kalian saling melakukan pembenaran untuk membela diri. Melakukan tindakan terlalu jauh. Untuk rasa KECEWA itu rasanya balas dendam pantas dilakukan untuk mengobati sakit hati. Rahasia/ aib sahabat yang dulu kita tutup rapat pelan2 terungkap oleh mulut kita sendiri & puas rasanya membeberkan aibnya kepada semua telinga orang2 terdekat. Curahan hati sahabat selama ini malah kau jadikan senjata untuk menusuknya dari depan dan belakang.
Masalah semakin meruncing, hingga kau & dia saling menyudutkan sisi buruk masing2. Inilah karna mulutmu adalah harimau-mu hingga lidah kita yang lebih tajam dari pedang perlahan2 membunuh persahabatan itu sendiri.
Akh! rupanya kita juga yang tidak bisa control diri, bertindak tanpa berpikir jernih, meluapkan kecewa dengan bertindak gegabah hingga hati sahabat kita terluka. Mengapa kita tidak cepat mengoreksi diri?
Dia pelan2 menjauhimu, merasa asing berada di dekatmu, suasana menjadi kaku, bisu, kepercayaan diantara kalian hilang seketika. Dan kau ingin membuang dia jauh2 dari hidup dan lingkunganmu.
Jika kau telah mengenal sosok sahabatmu, hingga hati kalian terasa dekat berarti lebih banyak hal baik dan positif yang kau rasakan darinya. Mengapa kecewa lebih cepat merubah hatimu menjadi berbeda?
Orang jahat yang menyalahkan orang baik laksana orang yang meludah sambil menengadah ke langit. Ludahnya bukan mengotori kayangan tetapi berbalik mengotori dirinya sendiri
Memang cara untuk menjadi bijaksana adalah tahu apa yang harus dimaafkan tapi mengapa kita tak segera sadar dan saling memaafkan? Apa sulit bagi kita untuk berbicara dari hati ke hati? Katanya sahabat berarti kau kenal sekali wataknya jadi aku pikir dengan mengajaknya berbicara empat mata, sama-sama menurunkan emosi dan gengsi, open heart & mind, kedamaian itu pasti akan terjadi.
Aku pernah berbeda pendapat hingga menimbulkan debat dan suasana jadi tak enak. Hubungan aku dan dia jadi renggang dan bila bertemu suasana tak lagi seakrab dulu, seperti ada jarak yang tak bisa kami lepaskan. Meski hal itu sudah kami lupakan.
Dalam hidupku aku membutuhkan sahabat, karena tanpa sahabat hidupku terasa hambar walaupun kita memiliki kekayaan dan kemasyuran. Sayang yaa persahabatan itu berakhir hanya karena satu kata yang tidak bijaksana. So Friend, please remember : Dengan menjadi sahabat sebenarnya kita sedang belajar menjadi orang yang bijaksana untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Mudah2an tidak pernah yaa…andai kalian pernah mengalami kejadian itu, pleaseee friend, think twice to see your best friend as you’re an enemy.
Kalau bicara mengenai sahabat, pendapatku sahabat adalah orang yang menerima aku apa adanya, selalu ada disaat aku membutuhkan dia. Tetap tulus membuka hati dan telinganya untuk aku dalam keadaan suka dan duka. Yang jelas, Dia memberikan warna dalam hidupku.
Saat keakraban erat sudah terjalin, everything always take & give, saling melengkapi, understanding hingga hubungan lahir batin semakin solid.
Banyak hal yang kita ketahui tentang dia, dari masalahnya yang sederhana sampai terpelik, sampai dia mempercayakan hal tersembunyi seperti rahasia/ aibnya kepada kita.
Katakanlah suatu hari, keakraban kalian terbentur oleh sesuatu masalah (mungkin saja itu karena ulah kita sendiri barangkaliii..), timbullah kecewa diantara kalian. Lalu kondisi mulai memanas hingga kalian enggan untuk berpikir jernih mencari solusi.
Kalian saling melakukan pembenaran untuk membela diri. Melakukan tindakan terlalu jauh. Untuk rasa KECEWA itu rasanya balas dendam pantas dilakukan untuk mengobati sakit hati. Rahasia/ aib sahabat yang dulu kita tutup rapat pelan2 terungkap oleh mulut kita sendiri & puas rasanya membeberkan aibnya kepada semua telinga orang2 terdekat. Curahan hati sahabat selama ini malah kau jadikan senjata untuk menusuknya dari depan dan belakang.
Masalah semakin meruncing, hingga kau & dia saling menyudutkan sisi buruk masing2. Inilah karna mulutmu adalah harimau-mu hingga lidah kita yang lebih tajam dari pedang perlahan2 membunuh persahabatan itu sendiri.
Akh! rupanya kita juga yang tidak bisa control diri, bertindak tanpa berpikir jernih, meluapkan kecewa dengan bertindak gegabah hingga hati sahabat kita terluka. Mengapa kita tidak cepat mengoreksi diri?
Dia pelan2 menjauhimu, merasa asing berada di dekatmu, suasana menjadi kaku, bisu, kepercayaan diantara kalian hilang seketika. Dan kau ingin membuang dia jauh2 dari hidup dan lingkunganmu.
Jika kau telah mengenal sosok sahabatmu, hingga hati kalian terasa dekat berarti lebih banyak hal baik dan positif yang kau rasakan darinya. Mengapa kecewa lebih cepat merubah hatimu menjadi berbeda?
Orang jahat yang menyalahkan orang baik laksana orang yang meludah sambil menengadah ke langit. Ludahnya bukan mengotori kayangan tetapi berbalik mengotori dirinya sendiri
Memang cara untuk menjadi bijaksana adalah tahu apa yang harus dimaafkan tapi mengapa kita tak segera sadar dan saling memaafkan? Apa sulit bagi kita untuk berbicara dari hati ke hati? Katanya sahabat berarti kau kenal sekali wataknya jadi aku pikir dengan mengajaknya berbicara empat mata, sama-sama menurunkan emosi dan gengsi, open heart & mind, kedamaian itu pasti akan terjadi.
Aku pernah berbeda pendapat hingga menimbulkan debat dan suasana jadi tak enak. Hubungan aku dan dia jadi renggang dan bila bertemu suasana tak lagi seakrab dulu, seperti ada jarak yang tak bisa kami lepaskan. Meski hal itu sudah kami lupakan.
Dalam hidupku aku membutuhkan sahabat, karena tanpa sahabat hidupku terasa hambar walaupun kita memiliki kekayaan dan kemasyuran. Sayang yaa persahabatan itu berakhir hanya karena satu kata yang tidak bijaksana. So Friend, please remember : Dengan menjadi sahabat sebenarnya kita sedang belajar menjadi orang yang bijaksana untuk diri kita sendiri dan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar